Tampilkan postingan dengan label fasttrack. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fasttrack. Tampilkan semua postingan

8 November 2015

Hello (again)

Diposting oleh Ayu Wulandini di 8.11.15 0 komentar

Huaaa, rasanya udah lamaaaa banget ga nulis disini
dan kenyataannya, emang udah setahun lebih sih ga nulis-nulis lagi disini..

banyak hal yang sudah terlewatkan, ga sempat ditulis disini, karena sempat teralihkan perhatiannya sama medsos yang lain, sebut saja path, hehe
maafkan aku yaa..



walaupun sudah terlewat, gue sebutin deh apa aja yang sempat terjadi selama gue tidak menyentuh blog ini

1. Gue punya 2 ekor kucing, yang sekarang umurnya udah 1 tahun lebih, namanya kunyil dan kusro
2. Gue sempet gagal sidang tesis yang mengakibatkan harus menambah kuliah 1 semester lagi untuk menyelesaikan tesis tersebut
3. Di satu semester tambahan yang tinggal tesis itu, gue Alhamdulillah dapet kerja
4. Gue kerja di Shoetown Indonesia, 3 bulan sebagai Management Trainee, setelah itu, sampai sekarang, in charge di bidang energi
5. Selama MT, gue dapet keluarga baru, mungkin akan ada postingan khusus untuk menceritakan mereka
6. Selama in charge di bidang energi, gue pun berkesempatan untuk ikut ujian sertifikasi manajer energi, dan alhamdulillah lulus.
7. Februari 2015, akhirnya gue wisuda S2, alhamdulillah

Yaa, cukup sekian beberapa resume perjalanan kisah kehidupan gue selama meninggalkan blog ini.
Semoga dengan tulisan ini, bisa menjadi simbolik, kembalinya Ayu di dunia per-blogging-an,hahaha

Selamat menikmati kembali tulisan-tulisan gue yaa..


»»  Read More...

24 Januari 2014

Perubahan pada SIAK NG

Diposting oleh Ayu Wulandini di 24.1.14 0 komentar
Berdasarkan berita yang beredar di sesama mahasiswa, tanggal 24 Januari ini merupakan tanggal pengisian IRS,atau di twitter lebih dikenal dengan #SIAKWar
Namun sayangnnya, hari ini saya dan beberapa rekan sesama Fastrackker pun belum bisa ikut dalam #SIAKWar tersebut. Status pembayaran kami masih Unpaid.


Dan ternyata, terdapat berita mengenai pengisian IRS semester ini dibagi menjadi 2 gelombang. Untuk jalur fastrack, akan mengisi IRS pada tanggal 1-7 Februari nanti.


Jadi kamipun akhirnya menanti hingga tanggal 1 Februari nanti.
»»  Read More...

23 Januari 2014

No Pain No Gain

Diposting oleh Ayu Wulandini di 23.1.14 0 komentar
Jika beberapa postingan terdahulu bercerita mengenai beratnya aku menjalani semester 1 pada pendidikan S2 ini. Kali ini, aku akan menceritakan tentang akhir dari semester 1 kemarin.

No Pain No Gain.
Kalimat yang akhirnya membawa aku pada saat ini.
Ketika semester ini akhirnya berakhir
senyum pun ikut terukir

Alhamdulillah, hasil dari semester kemarin, benar-benar jauh di luar ekspektasi.
Nilai terendah semester kemarin adalah B+
Dengan IP yang paling tinggi diantara IP ku saat S1 kemarin.
Melihat nilai-nilai tersebut, aku hanya bisa mengucapkan hamdallah.
Sama sekali tidak pernah mengira akan mendapatkan nilai sebesar itu.
Yaa, walaupun masih ada teman-teman yang nilainya lebih tinggi,
setidaknya perjuanganku semester kemarin akhirnya terbayarkan.

Sekarang, saatnya mempersiapkan diri untuk semester depan.
Karena aku menginginkan nilai yang lebih tinggi dari semester kemarin,
aku harus siap untuk berjuang menjalani semester depan yang lebih berat dari semester kemarin.

»»  Read More...

Kegagalan adalah sukses yang tertunda

Diposting oleh Ayu Wulandini di 23.1.14 0 komentar
Pernah dengar dengan istilah ini?
Saya pernah mendengarnya, bahkan baru saja mengalaminya.

Pada semester kemarin, merupakan waktu untuk menyusun proposal penelitian untuk tesis. Di akhir semester itupun, akhirnya diadakan sidang mengenai proposal tersebut. Beberapa dari teman-temanku ada yang sudah mendapatkan jadwal di akhir desember dan ada pula yang di awal januari. Aku termasuk orang yang mendapatkan jadwal di awal Januari.

10 Januari 2014
Merupakan tanggal sidang proposalku. Entah kenapa, rasanya sidang ini berbeda dengan sidang untuk tesis. Persiapan-persiapannya semua terasa datar. Bahkan saat itu pun, tidak terasa deg-deg-an yang begitu berarti. Semua kujalani dengan cukup santai namun terasa hambar.
Hingga akhirnya, di akhir sidang itu, proposal ku dinilai tidak cukup untuk memenuhi standar penelitian S2 dan bisa dilakukan oleh mahasiswa S1. Aku pun akhirnya diminta untuk memperbaiki proposal tesebut dan melakukan sidang ulang pada tanggal 20 Januari.


Butuh waktu beberapa hari untuk aku menyadari apa yang harus aku perbuat. Apa yang harus segera aku kerjakan, karena tanggal 20 Januari itu tinggal beberapa hari lagi, setelah dipotong weekend dan hari libur.
Dalam beberapa hari itupun, aku sama sekali tidak menyentuh proposal ku yang telah berisi banyak coretan dari para penguji.
Saat itu aku marah, kecewa dan sedih. Aku pun bingung karena aku merasa perlu banyak perombakan yang dilakukan. Saat itupun, orang-orang rumah pun sedang berada pada kesibukannya masing-masing. Hal tersebut semakin menambah kesedihanku karena aku merasa tak memiliki tempat untuk bercerita mengenai keluh kesahku.

Hingga akhirnya, hari minggu malam, aku pun bercerita ke ibuku. Beberapa saran pun juga sudah diberikan, aku pun dibekali persiapan mental hingga akhirnya aku siap untuk melakukan revisi dalam waktu yang cukup singkat.

Selama seminggu, aku pun bolak-balik kampus. Melakukan revisi, bertemu dengan dosen pembimbing, melakukan revisi lagi, hingga akhirnya aku dinilai cukup siap untuk maju sidang lagi.

Ternyata, tanggal 20 merupakan hari tanpa sidang karena ada kegiatan lain. Tanggal sidang diundur jadi tanggal 21 Januari. Tambahan satu hari merupakan waktu yang cukup untuk meyakinkan ku dalam persiapan sidang kedua.

21 Januari 2014
Sidang proposal dalam kesempatan kedua. Ditemani hujan dari malam, kami pun berangkat sangat pagi. Aku ditemani oleh ibu dan adikku. Terlihat seperti anak TK yang baru masuk sekolah, tapi biarlah. Pukul 10.00 aku pun masuk ke dalam ruangan sidang. Ibu dan adikku menunggu di luar ruangan.

Sidang hari itu berjalan cukup lancar, beberapa pertanyaan pun berhasil dijawab. Beberapa pertanyaan yang kurang terjawab pun dibantu oleh dosen pembimbing. Alhamdulillah, semuanya tetap lancar. Alhamdulillah lagi, nilai yang diberikan pun cukup memuaskan.


»»  Read More...

29 Desember 2013

Every ending is just another beginning

Diposting oleh Ayu Wulandini di 29.12.13 0 komentar
Judul tulisan ini merupakan tulisan yang sering aku temui di sampul buku tulis
Judul ini sepertinya cocok untuk menggambarkan saat ini, akhir 2013 yang akan masuk ke 2014

Postingan selanjutnya akan berisi tentang hal-hal yang mungkin pernah kalian baca dipostingan sebelumnya dan hal-hal yang awalnya belum terungkapkan dan aku putuskan untuk menuliskannya disini.

Semoga kejadian di 2013 bisa membuat aku jadi orang yang lebih baik di 2014 nanti

»»  Read More...

23 Desember 2013

Is This The End?

Diposting oleh Ayu Wulandini di 23.12.13 0 komentar
Udah satu semester setelah wisuda kemarin, ga kerasa ya?
Waktu yang udah terlewati, biasanya emang terasa cepat banget berlalunya,
waktu yang akan datang, biasanya terasa lebih lama kedatangannya.

Ketika awal-awal menjalani perkuliahan pasca sarjana ini, aku ngerasa akan melewati masa yang cukup lama untuk menyelesaikan ini, sesuatu yang awalnya ga terlalu diinginkan.

Namun sesuatu yang dimulai harus diakhiri, aku pun menyegerakan semuanya. Meyakinkan diri untuk menyelesaikan apa yang ada.

Sampai akhirnya, hari ini pun datang.
Hari ketika UAS telah dilewati
Hari ketika deadline pengumpulan draft pun telah dilalui.

Terasa ada beberapa beban yang telah terangkat
Langkah terasa lebih ringan
Senyum pun menjadi lebih lebar

Alhamdulillah, akhirnya semester ini (hampir) selesai
Tinggal menunggu keluarnya jadwal sidang
Menunggu keluarnya nilai-nilai
Hingga akhirnya nanti melanjutkan semester berikutnya


Is this the end?
It's almost end
Let's rock until the end!! 

»»  Read More...

29 November 2013

Syukur++

Diposting oleh Ayu Wulandini di 29.11.13 4 komentar

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kalimat tersebut mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Kalimat tersebut berkali-kali diulang pada surat Ar-Rahman, surat yang menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah SWT.

Begitu juga dengan ini:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim:7)

Kedua kalimat tersebut sebenarnya sudah cukup menjadi pemicu kita untuk terus bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan. Sayangnya, tidak semua yang kita dapatkan adalah sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Lantas, bagaimana kita mensyukuri sesuatu yang sebenarnya tidak kita inginkan?



Saya adalah seorang mahasiswi UI yang merupakan penerima beasiswa program fasttrack dari DIKTI. Awalnya, saya merupakan ‘pemburu’ beasiswa, karena saya merasa biaya kuliah S1 saya cukup tinggi. Sayangnya, sampai saya mendekati semester 6, tak ada satu beasiswa pun yang berhasil saya dapati.

Hingga akhirnya pada akhir semester 6, ada penawaran beasiswa program fasttrack, yang berarti, jika saya diterima, saya akan melanjutkan kuliah saya pada jenjang S2 pada saat saya masih berada di semester 7 nanti. Sebagai pemburu beasiswa, saya pun memasukkan berkas saya ke beasiswa tersebut. Walaupun sebenarnya, saat itu saya masih ragu akan langsung melanjutkan kuliah atau bekerja dahulu. Namun, saya percaya penuh, diterima atau tidaknya nanti, itu sudah menjadi keputusan terbaik dari Allah.

Semester 7 datang, dan belum ada pengumuman apapun mengenai beasiswa tersebut. Saya pun menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa S1 biasa. Hingga akhirnya, beberapa minggu sebelum UTS, pengumuman tersebut datang. Ternyata saya diterima beasiswa tersebut. Mulut ini langsung segera mengucap hamdallah, menunjukkan rasa syukur atas pengumuman tersebut. Setelah saat itu, saya pun resmi menjadi mahasiswi program fasttrack.



Ternyata, menjadi mahasiswa S2 itu cukup sulit. Itu adalah kesimpulan awal yang saya rasakan setelah benar-benar menjalani perkuliahan S2. Dengan teman yang lebih sedikit, tugas yang semakin menumpuk, tuntutan pemikiran yang harus lebih cerdas, saya hampir merasa tidak sanggup menjalani perkuliahan tersebut. Rasanya baru beberapa hari yang lalu saya menyelesaikan skripsi dan diwisuda, saat ini saya sudah diminta untuk mulai mengerjakan tesis.

Saya benar-benar merasakan makna fasttrack tersebut. Semuanya terasa lebih singkat. Saya pun harus berfikir dan bekerja dengan lebih cepat pula. Saya bahkan sempat mempertanyakan mengapa saya diterima. Padahal dibandingkan dengan penerima beasiswa lain, IPK saya sangat pas-pasan. Kemudian saya pun ber-istighfar. Saya khawatir pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat saya menjadi orang yang kufur nikmat. Na’udzubillah

Saya pun berusaha move ON untuk menjadi orang yang bersyukur. Saya mengingat-ingat semua nikmat yang telah saya dapatkan. Bersyukur karena saya beruntung bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Bersyukur karena saya bisa meringankan beban orang tua saya dengan tidak membayar biaya kuliah di semester 7&8 serta selama pasca sarjana ini.

Sayangnya, iblis pun tau cara menggoda saya. Saya diingatkan pula dengan beban perkuliahan yang berat. Saya diingatkan dengan kebahagiaan-kebahagian rekan-rekan saya yang sudah bekerja dan mendapatkan gaji yang cukup tinggi. Dalam diri ini serasa ada perang batin antara dua kubu.



Ya Allah, kuatkan hamba..


Saya pun mencari cara agar saya bisa teguh dijalan ini dan menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Saya teringat dengan kalimat: “Lakukan hal yang kamu cintai atau cintai hal yang kamu lakukan”
Saya merasa saat ini saya belum mencintai hal yang saya lakukan saat ini. Saya belum mencintai aktifitas saya masih mahasiswa dengan segudang tugas dan bermacam target. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mulai belajar mencintai.

Belajar mencintai ternyata tidak mudah. Namun saya pun terus ‘memaksa’ diri saya untuk terus belajar mencintai apa yang saya lakukan. Memulai dengan membiasakan membaca-baca jurnal secara rutin, berdiskusi dengan teman ataupun dosen untuk mendukung tesis saya. Mulai membiasakan mengurangi lagi waktu tidur saya. Mulai membiasakan tidak jajan sembarangan agar badan saya tetap fit. Hingga akhirnya, saya pun benar-benar terbiasa dengan kegiatan-kegiatan tersebut.

Saya akhirnya menjalani kehidupan mahasiswi saya dengan benar-benar bersyukur. Mencintai apa yang saya lakukan dan akhirnya melakukan apa yang saya cintai.

Ternyata, rasa syukur itu tidak cukup hanya dengan berucap syukur. Kita harus belajar mencintai hal tersebut untuk benar-benar mensyukuri apa yang kita dapatkan. Hingga akhirnya kita menjadi orang yang memiliki syukur++

Semoga bermanfaat J


Tulisan ini pernah dikirimkan ke Tulisan Pembaca website Jamil Azzaini namun belum lolos Tim Redaksi
»»  Read More...

14 November 2013

Sulit bukan berarti tak mungkin

Diposting oleh Ayu Wulandini di 14.11.13 0 komentar

Nobody said it was easy,
No one ever said it would be this hard,
Oh, take me back to the start.
(Coldplay-The Scientist)

Potongan lirik tersebut sempat saya temukan pada saat saya sedang menonton serial Glee. Saat itupun saya mendapatkan makna yang cukup dalam dari lirik tersebut.

Sering sekali kita merasa berada dalam keadaan yang sangat sulit, bahkan terkadang kita pun berandai-andai untuk bisa memutar balikkan waktu dan kembali ke beberapa masa sebelum saat ini.

Kita sudah terlalu sering mendengar bahwa hidup itu pasti akan penuh cobaan. Namun, mungkin kita tidak menyangka bahwa cobaan tersebut akan sesulit ini. Percayalah, sesuatu yang sulit, bukan berarti tidak bisa dilalui.

Karena Allah tidak akan memberikan beban yang tidak sanggup dipikul oleh makhluk-Nya, kita sebaiknya lebih bersabar dalam menjalani semuanya.




»»  Read More...

20 September 2013

Heboh Mobil Murah

Diposting oleh Ayu Wulandini di 20.9.13 2 komentar
Beberapa waktu yang lalu perusahaan-perusahaan mobil sedang gencar-gencarnya mengampanyekan LCGC (Low Cost Green Car) alias mobil murah yang ramah lingkungan. Sebagai seorang teknik lingkungan, saya pun meragukan ke"ramah lingkungan"nya.

Saya cukup tertarik dengan sebuah kotak dialog dalam sebuah artikel di Kompas pagi ini (20/9)

Cuma bisa mesem-mesem sendiri melihatnya,


Padahal, beberapa hari sebelum hari ini, dari sebuah grup obrol, teman saya membagikan gambar ini.

Hayo, mau sampai kapan nih Indonesia mau jadi negara berkembang (developing) melulu..
Yuk, segerakan Indonesia jadi negara maju (developed)


Dan status facebook seseorang tentang mobil murah inipun cukup membuat saya tersenyum,


Indonesia Unik, ya?


»»  Read More...

19 September 2013

Cukup Cerdaskah?

Diposting oleh Ayu Wulandini di 19.9.13 0 komentar

Setelah sekian lama saya mengamati kehidupan sekitar, terkadang saya merasa miris tentang tingkat kecerdasan orang-orang di Negeri ini, khususnya masyarakat Jadebotabek. Cerdas loh ya, bukan pinter.

Saya terbiasa mendengar opini tentang betapa pentingnya pendidikan dan biasanya berujung pada manfaat untuk bangsa dan negara. Terdengar sangat bagus, namun ternyata cukup abstrak untuk diterapkan.

Seberapa penting sih pendidikan itu? Manfaat seperti apa yang bisa diberikan kepada bangsa dan negara?
Terkesan WOW banget ya..

Sepengamatan saya, pendidikan di Indonesia (sejauh yang saya terima selama ini) masih berbasis calistung (baca, tulis, hitung) dan berbasis keuntungan (berapa banyak gaji yang bisa didapat). Dan saya pun masih belum menemukan manfaat apa yang bisa diberikan kepada bangsa dan negara.

Sepertinya benar, negara ini kekurangan pendidikan karakter. Sehingga sampai saat ini banyak orang pintar, namun kurang cerdas dalam bertingkah laku. Entah siapa yang bertanggung jawab atas ini. Para guru kah? Para orang tua? atau mungkin pemerintah?

Bahkan dalam hal yang sangat kecil dan (seharusnya) fundamental-membuang sampah pada tempatnya-sangat sulit untuk diterapkan.

Banyak hal miris yang bisa ditemui di sekitar kita:

Anda mungkin sering menemukan mobil-mobil bagus yang dikendarai dengan jendela mobil terbuka, karena manusia-manusia di dalamnya sedang asik menikmati berbatang-batang rokok. Bahkan akhirnya, puntung rokok tersebut dilempar begitu saja ke jalan yang sedang dilewatinya. Saya pun langsung teringat para tukang becak, tukang gerobak dan tukang-tukang lainnya. Mereka juga suka melakukan hal itu sih. Tapi, sepertinya penumpang di dalam mobil itu lebih berpendidikan dibandingkan para tukang yang saya sebutkan tadi.

atau...

Mungkin anda juga bisa menemukan mobil yang sedang dikendarai, tiba-tiba menepi sebentar hanya untuk membuang sampah ke pinggir jalan melalui jendela mobilnya. Parahnya, sampah yang dibuang pun bukan sembarangan sampah. Sampah tersebut merupakan sebuah dus bekas kemasan donat yang terkenal dengan harganya yang cukup mahal. Bayangkan deh, orang yang mampu mengendarai mobil dan mengonsumsi makanan yang terkenal mahal itu, kayanya agak sulit untuk dikategorikan sebagai orang tidak berpendidikan.

Aneh kan ya?
Mereka sebenarnya berpendidikan, tapi sayangnya kurang cerdas dalam menjalani kehidupannya. Bahkan mereka pun tidak sadar bahwa perilaku mereka tersebut bisa menciptakan banjir. Jelas sekali mereka tidak terganggu dengan masalah banjir, bahkan saya tak yakin mereka merasakan gangguan akibat banjir. Mereka bisa membeli rumah yang bebas banjir kan?

Sayangnya, masyarakat kita masih banyak yang ego-sentris, memikirkan diri sendiri. Masih mempertimbangkan keuntungan yang bisa didapat untuk diri sendiri jika ingin melakukan sesuatu.

Bagaimana dengan kita?
Bagaimana kita menyikapi kejadian ini?
Cukup Cerdaskah?

»»  Read More...

18 September 2013

Belajar Berbaik Sangka

Diposting oleh Ayu Wulandini di 18.9.13 0 komentar
Peristiwa hari ini bener-bener menguji diri ini untuk berbaik sangka.

Berangkat lebih pagi dari biasanya, niatnya sih pengen ke PKM (Pusat Kesehatan Mahasiswa) dulu. Mau periksa gigi, karena udah lebih dari 6 bulan ga diperiksa. Setelah diberitahukan bahwa gigi masih dalam keadaan baik-baik saja, akhirnya saya pun berangkat ke fakultas.

Begitu sampai di fakultas dan tiba lebih awal daripada waktu kelas dimulai, saya pun duduk di samping kelas tersebut, sambil membuka-buka file pendukung perkuliahan, ataupun browsing info-info lainnya. Begitu kelas dimulai, dosen yang bersangkutan pun tak kunjung tiba. Sekitar satu jam setelah pelajaran seharusnya dimulai, ketua kelas pun baru memberi tahu kalau dosen tersebut tidak datang karena berada di Singapura. Namun ada file yang sedang dibawa oleh asisten dosen tersebut untuk menjadi bahan kuis minggu depan. Setelah file tersebut datang dan di-copy, akhirnya kelas pun bubar.

Sambil menunggu kelas selanjutnya, saya bersama yang lain berkumpul di lantai 4 departemen. Kelas selanjutnya dimulai jam 1. Sekitar jam setengah 1, Cut yang baru tiba pun memberitahu kalau kelas siang ini ditiadakan.


Ternyata, kemarin itu telah beredar informasi bahwa siang ini kelas ditiadakan. Entah kenapa, saat itu rasanya sangat sedih dan sebel. Bermacam pertanyaan dan prasangka pun muncul. Kenapa sih aku ga dikabarin? Ko tega banget sih ga dikabarin, aku kan PP. Kalo tau hari ini ga ada kelas, hari ini kan bisa di rumah aja, bantuin mami, atau ga ngerjain yang lainnya. Hemat bensin, ga bayar tol. Racauan sebanyak itu terus bermunculan di benakku. 

Hingga akhirnya aku berusaha untuk mengendalikannya dengan 'hmm, mungkin mereka mengira aku telah mendapatkan informasi dari yang lainnya'. dan akupun mulai menanyakan beberapa teman, baik yang seangkatan, anak S2 yang baru ataupun adik tingkat yang ambil mata kuliah tersebut. Menanyakan kenapa mereka tidak memberitahukan ketiadaan kelas saat itu, padahal beberapa dari mereka sudah bertemu denganku di kelas sebelumnya.

Jawabannya pun sesuai dengan prasangka ku yang terakhir. Mereka mengira aku telah mendapatkan informasi dari teman yang lain. Entah kenapa, semuanya kompak mengira seperti itu, hingga aku tidak mendapatkan informasi sama sekali. 

Namun, ini menyadarkanku akan pentingnya berbaik sangka loh. Yang jelas, berbaik sangka benar-benar bikin hati lebih tenang.

»»  Read More...

17 September 2013

Mahasiswa Baru, Suasana Baru

Diposting oleh Ayu Wulandini di 17.9.13 0 komentar
Awal September ini merupakan awal kehidupanku sebagai mahasiswi S2.
Gimana rasanya?

Well, awalnya aku meyakinkan semuanya akan baik-baik saja, dan Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan seharusnya. Walaupun euforia wisuda beberapa hari sebelumnya masih berasa, tema thesis pun sudah mengantri untuk segera difikirkan. Semuanya berlalu serasa secepat sebuah telapak tangan dibalikkan. Baru kemaren-kemaren nyantai, seneng-seneng wisudaan, sibuk ngurusin kelulusan, sekarang udah mesti ngurusin thesis pula. Rasanya sesuatu loh.

Kalo diibaratkan kendaraan, kemaren-kemaren tuh jalannya masih nyantai banget, jalanan pun serasa mulus 
banget. Sedangkan sekarang, kendaraan itu diminta untuk sampai di suatu tujuan, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, namun jalanan tidak semulus kemarin. Yaa, mau bagaimanapun juga, kendaraan itu harus tetap jalan, walaupun agak 'kaget' karena tiba-tiba harus dipacu kencang.

Setelah hampir 2 minggu berlalu, mungkin karena aku PP ke kampus, jadi berasa kupu-kupu deh, kuliah-pulang-kuliah-pulang. Yaa, paling datengnya yang lebih cepet untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Tapi yang paling berasa berbeda itu, suasana kampusnya.

Terasa tenggelam dalam keramaian. Agak susah untuk menemukan teman barengan untuk makan, sholat atau sekedar ngobrol. Makan, hanya dengan seketemunya temen di kantin aja, dan biasanya itu adek tingkat, begitupun dengan sholat di mustek. Ga ada nih temen yang emang udah janjian via sms untuk makan bareng atau sholat bareng. Rasanya sedih deh. Aku kehilangan kalian :(

I miss you guys

Sampai kamis kemarin, Allah mengerti rasa sepi ini sudah terlalu senyap. Ketika tiba di mustek, aku dipertemukan dengan beberapa teman yang memang masih berkuliah saat ini. Aku bertemu Hanif (2012) yang sedang bersama maba TL yg interaksi, bertemu Wina (2011) yang sedang akan sholat, Ilma (2009) yang sepertinya habis mentoring dan Diah (2009) yang sedang tilawah. Ga kebayang betapa senangnya aku saat itu. 

Hari senin kemarin pun aku juga dipertemukan oleh Ape (2009) yang sedang melakukan kunjungan kampus (sayangnya belum sempat ngobrol lebih lama di Kursi Curhat lagi), Risa dan Enggar (2009) yang seharusnya aku bisa lebih sering bertemu, namun karena perbedaan jadwal, jadi tetap jarang bertemu.


Pertemuan-pertemuan itu memang tidak lama, tapi pertemuan-pertemuan itu sangat bisa mengangkat semangan ini lebih naik lagi. Bisa membuat bibir ini tersenyum lebih lama, mengingat begitu banyak memori yang muncul bersama dengan kehadiran mereka. Bisa membuat diri ini lebih bersyukur dengan pertemuan yang sangat singkat itu.


Bahagia itu memang sederhana,
sesederhana perjumpaan singkat kita yang terkadang hanya sempat berbagi senyum
»»  Read More...

26 Maret 2013

Hukum Tangan Kanan pada Thawaf

Diposting oleh Ayu Wulandini di 26.3.13 1 komentar
Assalamu'alaikum :)
Hayo, masih inget tentang hukum tangan kanan ga?
Ini biasanya kita temui di pelajaran fisika, pada bab elektromagnetik
Masih ingatkah? Atau udah ga mau diinget lagi?

Maaf ya, dengan berat hati saya harus mengingatkan kalian tentang hukum tangan kanan ini.

Di atas ini adalah gambar dari hukum tangan kanan. Keempat jari yang melingkar itu menunjukkan arah medan magnet, sedangkan ibu jari menunjukkan arah arus. 
Ini adalah pelajaran yang paling saya hapal dari SMP dulu, kenapa?
Karena ketika guru fisika saya menjelaskan tentang hukum tangan kanan ini, beliau pun menambahkan : Ini juga merupakan salah satu alasan kenapa orang yang thawaf bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Thawaf, yang merupakan bagian dari haji dan umroh serta merupakan cara kita menghormati masjidil haram, mempunyai arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. 

Awalnya saya pun bingung, kenapa harus berlawanan arah jarum jam? Waktu itu saya masih mempunyai konsep bahwa untuk melakukan sesuatu, gunakanlah bagian kanan. 
Ketika thawaf dilakukan secara berlawanan jarum jam (mengarah ke kiri) saya sempat mempertanyakan itu. Hingga akhirnya guru fisika saya saat SMP itu pun mengatakan hal diatas tadi. Teori yang sampai sekarang saya ingat. Bahkan ketika saya menjalani umroh itu sendiri. Saya melakukan thawaf bersama dengan jamaah-jamaah lain dari seluruh belahan dunia, mengalirkan arus doa kami dan doa dari seluruh makhluk hidupnya ke Allah SWT.

Saya pun baru menemukan artikel lain yang menginfokan tentang energi yang ada pada ka'bah tersebut. Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa setiap saat, setiap detik, adzan pasti berkumandang dibelahan bumi, dan setiap detik pula, pasti ada orang yang menghadap ka'bah untuk sholat dan berdoa.
Coba bayangkan betapa besarnya energi yang datang ke ka'bah tersebut?

Kemudian orang-orang yang ber-thawaf membuat sebuah 'medan magnet' yang melingkari ka'bah tersebut berlawanan dengan arah jarum jam, sehingga terciptalah 'arus' doa yang begitu besar menuju atas, tempat Sang Pencipta yang Maha Tinggi berada.

Hanya berusaha memberikan penjelasan logis berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Semoga bermanfaat :)
»»  Read More...

8 Maret 2013

Untuk Para Pemikir dan Pengkhawatir

Diposting oleh Ayu Wulandini di 8.3.13 0 komentar


Untuk kamu yang suka mengkhawatirkan hal-hal yang terjadi di masa yang akan datang
Sehingga menghabiskan waktu saat ini untuk memikirkan rencana rinci tentang apa yang akan dilakukan




Semoga pernyataan dari Master Oogway di film kungfu Panda 1 ini bisa menyadarkanmu


Masa yang akan datang itu masih misteri loh, ngapain sih repot-repot terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan masa itu?
Jangan sampai masa sekarang itu terlupakan, karena sesungguhnya itu adalah hadiah

Masih kekeuh pengen punya planning yang rinci tentang masa depan mu?
ga salah kok punya planning, yang salah itu kalo rencana-rencana tersebut bikin kalian mengkhawatirkan masa depan, sehingga kalian menyiapkan sesuatu secara berlebihan.

Inget deh,
kalian pernah kan melakukan perjalanan panjang dengan kendaraan, baik darat, laut ataupun udara.
anggap lah itu dengan mobil pribadi deh ya
sebelum kalian melakukan perjalanan itu, pasti deh punya segudang rencana yang akan dilakukan pas sampe tempat tujuan.

Tapi sadarkah kalian, dalam perjalanan itu, yang hanya bisa kalian fikirkan dan khawatirkan hanya ada pada jarak sejauh pandangan mata.
Bahkan kalo kalian melakukan perjalanan malam hari, kalian hanya bisa melihat dan mengkhawatirkan sejauh lampu itu menerangi perjalanan kalian.
Namun saat itu, kalian tetap bisa menikmati perjalanannya kan?
tanpa  mengkhawatirkan apakah perjalanan kalian akan melewati jalanan yang mulus atau berlubang





Intinya adalah,
mau sejauh apapun kalian merencanakan suatu tujuan,
kalian tidak seharusnya terlalu memikirkan sehingga mengkhawatirkan masa depan
karena itu bikin kalian kehilangan momen untuk menikmati perjalanan hidup kalian.








Lagipula,
sebagus apapun rencana manusia, Tuhan tetaplah penentu utama masa depan kita kok
Percayalah bahwa Dia akan selalu memberikan yang terbaik yang kita butuhkan




»»  Read More...

15 Februari 2013

MEMBANGUN PROGRAM PENCEGAHAN PENCEMARAN

Diposting oleh Ayu Wulandini di 15.2.13 0 komentar


Rencana pencegahan pencemaran adalah evaluasi yang komprehensif dan terus menerus tentang bagaimana bsinis dijalankan, dan program yang dihasilkan akan mempengaruhi banyak bidang di dalam perusahaan tersebut. Perencanaan pencegahan pencemaran ini memiliki banyak kesamaan dengan perencanaan dalam menjalani bisnis. Maka dari itu, kedua rencana pencegahan pencemaran ini harus diintegrasikan secara menyeluruh dengan perencanaan bisnis.
Berikut adalah gambaran tentang program pencegahan pencemaran


A. MEMBANGUN PROGRAM PENCEGAHAN PENCEMARAN
a. Keputusan tingkat eksekutif
Dalam beberapa perusahaan, insiatif tentang pencegahan pencemaran dibuat pada tingkat eksekutif. Manajer yang berada pada level yang lebih rendah dan para karyawan akan menjadi katalis dari program tersebut.
b. Pernyataan kebijakan
Pernyataan kebijakan ini adalah pondasi dari program pencegahan pencemaran. Inti dari pernyataan kebijakan ini adalah:
- Kenapa perlu diimplementasikan pencegahan pencemaran?
- Apa yang akan terjadi jika dilakukan pencegahan pencemaran?
- Siapa yang akan mengimplementasikan pencegahan pencemaran
c. Membangun konsensus
Setelah Pernyataan Kebijakan dibuat, maka hal tersebut haruslah dijelaskan kepada seluruh elemen yang ada di dalam perusahaan tersebut. Seluruh pekerja yang ada di dalam perusahaan tersebut harus mengerti tentang program ini sehingga mereka bisa mendukung program pencegahan pencemaran ini. Para karyawan juga harus memiliki ketertarikan untuk melakukan program ini, sehingga hasil terbaik akan dicapai.

B. MENYUSUN PROGRAM
a. Membuat rincian tugas
Rincian tugas akan secara langsung mengembangkan dan mengimplementasikan program dan membantu dalam mengintegrasikan semua fase dalam perencanaan. Dalam perincian tugas ini biasanya akan ada beberapa orang yang memiliki tugas sebagai:
- Pemimpin Program memiliki kekuasaan dan pengaruh penting agar program ini bisa berjalan sesuai dengan rencana
- ‘Jagoan’ Pencegahan Pencemaran biasanya lebih dari satu orang yang bertugas untuk mengatasi resistensi yang mungkin terjadi dalam beberapa tindakan. Orang ini harus merupakan orang yang paling terlihat serta dihormati dan dipercaya oleh anggota tim yang lain
- Anggota tim lainnya yang dipilih untuk mereka yang memiliki keahlian, baik di bidang teknis ataupun bisnis.
b. Menentukan tujuan
Pemimpin program harus membuat tujuan-tujuan yang memberikan arahan dalam jangka panjang tentang program pencegahan pencemaran. Tujuan-tujuan tersebut harus:
- Terdefinisi dengan baik
- Memiliki arti untuk semua karyawan
- Menantang tapi tetap bisa untuk dicapai
- Fleksibel
- Terintegrasi dalam dokumen perencanaan yang resmi

C. MELAKUKAN PENILAIAN AWAL
a. Mengumpulkan data
Cakupan dan kompleksitas dari sistem dalam pengumpulan data pencegahan pencemaran harus konsisten dengan kebutuhan perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan program ini untuk mencegah pencemaran, bukan untuk mengumpulkan data. Pendekatan yang dilakukan ke semua media, seperti air, udara dan sampah akan menjadi sangat efektif. Sumber informasi lainnya yang dibutuhkan adalah:
- Peraturan-peraturan terkait
Dalam peraturan ini biasanya melaporkan tentang volume, komposisi dan derajat toksisitas dari air limbah yang boleh dibuang.
- Data teknis dan operasional
Biasanya akan didapatkan data berupa jumlah limbah berbahaya yang dikirimkan dalam suatu periode tertentu, walaupun data yang didapat tidak mencakupi unsur kimia, sumber dan lamanya limbah tersebut dihasilkan
- Catatan Bisnis
Catatan ini biasanya berisi tentang data inventaris, pembelian, pemasaran, dan data lainnya yang dapat membantu berjalannya program pencegahan pencemaran ini.

b. Tinjauan lokasi
Tinjauan lokasi dibutuhkan untuk memprioritaskan tempat dan memilih tim penilaian yang rinci.
c. Membuat prioritas
Setelah melakukan tinjauan lokasi, maka prioritas yang akan dilakukan pun bisa ditentukan. Prioritas yang dibuat pada saat ini akan berfungsi sebagai panduan dalam usaha berikutnya.

D. MEMPERSIAPAKAN RENCANA PROGRAM
a. Menghubungi Kelompok Eksternal
- Pejabat legislatif dan eksekutif dapat memberikan perspektifnya tentang isu dan informasi perlindungan lingkungan dalam perencanaan mereka. Merekapun juga bisa mendapatkan informasi yang mungkin bisa mempengaruhi kebijakan yang akan mereka keluarkan terkait dengan isu lingkungan
- Keterlibatan Masyarakat adalah cara yang bagus untuk membangun kredibilitas dan fokus pada usaha pencegahan pencemaran. Beberapa komunitas yang mendukung kegiatan ini bisa ikut dilibatkan dalam mewujudkan program pencegahan pencemaran.
- Bisnis Lainnya bisa menjadi sumber informasi secara teknis karena berada dalam wilayah yang sama atau karena memiliki bidang yang sama.
b. Menentukan sasaran
Sasaran adalah misi khusus yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Sasaran bisa didefinisikan sebagai tingkatan fasilitas atau departemen dalam suatu perusahaan. Sasaran seharusnya dinyatakan secara kunatitatif dan memiliki tanggal target. Kedua hal ini yang membuat sasaran menjadi sarana yang efektif.
c. Mengidentifikasi hambatan yang potensial
Dalam tahapan ini, hal yang harus dilakukan adalah mengidengtifikasi hambatan yang mungkin terjadi dan cara menanganinya. Hambatan yang mungkin muncul adalah:


- Hambatan Ekonomi
1. Analisa biaya-manfaat harus didefinisikan untuk program yang membutuhkan biaya start-up.
2. Sumber finansial yang terbatas untuk perbaikan modal mungkin juga bisa menjadi masalah. Tim harus memeriksa kemungkinan keadaan uuntuk mendapatkan dana araupun pinjaman berbunga rendah dari negara atau lembaga lainnya.
- Hambatan Teknis
1. Sumber Informasi mungkin bisa terbatas. Yang harus diperhatikan adalah mengontak beberapa lembaga yang mungkin bisa digunakan untuk meminta informasi
2. Fleksibilitas yang terbatas akan memberikan hambatan teknis lainnya. Yang bisa dilakukan mungkin memodifikasi jalur kerja ataupun menggunakan peralatan yang lain.
3. Kualitas produk atau masalah penerimaan masyarakat bisa menyebabkan adanya resistensi terhadap program yang akan anda jalankan. Hal ini bisa diringankan dengan mempublikasikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan tidak akan menurun.
- Hambatan Peraturan
Peraturan mungkin akan menjadi penghambat untuk beberapa pencegahan pencemaran. Untuk meminimalisasinya bisa dipelajari peraturan-peraturan yang berlaku ataupun yang sudah diubah, bekerja dengan badan pengawas lingkungan dari awal perencanaan, sehingga memperkecil kemungkinan adanya hambatan ini.
- Hambatan Institusi
Adanya program yang baru dalam suatu perusahaan belum tentu bisa diterima oleh lembaga-lembaga atau institusi-institusi yang lain. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kekurangan kesadaran tujuan dan sasaran perusahaan, adanya resistensi terhadap perubahan dll. Hal ini bisa diatasi dengan pendidikan dan pendekatan. Ini sangat penting dilakukan, karena dukungan dari semua tingkatan sangat dibutuhkan dalam upaya awal pencegahan pencemaran.

d. Membangun jadwal
Aspek terakhir dalam merencanakan program pencegahan pencemaran adalah dengan membuat milestone, yang menjelaskan secara rinci apa yang harus dilakukan beserta tanggalan target nya.

Source: Facility Pollution Prevention Guide, US EPA, 1992

»»  Read More...

13 Februari 2013

Pencegahan Pencemaran

Diposting oleh Ayu Wulandini di 13.2.13 0 komentar


A. PENGERTIAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
Pencegahan pencemaran adalah penggunaan bahan-bahan, proses-proses ataupun praktik-praktik yang mengurangi atau menghilangkan penimbulan polutan atau sampah pada sumbernya. Pencegahan pencemaran ini juga berfungsi untuk melindungi sumber daya alam.
Program pencegahan pencemaran ini bertujuan untuk mengurangi semua sampah dari produk. Program pencegahan pencemaran yang efektif akan:
- Mengurangi resiko dari tuntutan pidana dan perdata
- Mengurangi biaya operasi
- Mengembangkan partisipasi dan moral pekerja
- Menambah citra perusahaan di komunitas
- Melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan


B. KEUNTUNGAN DARI PROGRAM PENCEGAHAN PENCEMARAN
Sebuah bisnis harus mengeluarkan biaya untuk mengurangi toksisitas dan volume dari sampah yang mereka hasilkan. Sedangkan, perusahaan yang memiliki program pencegahan pencemaran yang efektif akan menjadi produser dengan biaya terendah dan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Biaya dari produk yang dihasilkan akan menurun sesuai dengan resiko kerugian dan biaya operasi akibat pencegahan pencemaran. Citra perusahaan di mata publik pun akan meningkat.

1. Mengurangi Resiko Tuntutan
Resiko tuntutan, baik perdata ataupun pidana akan berkurang seiring dengan menurunnya volume sampah yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Sampah yang dimaksud disini adalah semua jenis sampah, bukan hanya sampah yang berbahaya.

a. Peraturan Lingkungan pada beberapa tingkatan daerah sudah meminta kepada perusahaan untuk melakukan pencegahan pencemaran. Perusahaan yang memproduksi sampah yang terlalu banyak akan dikenai denda yang berat, dan pengelola dari perusahaan tersebut akan dikenai denda dan dipenjarakan jika pencemar tersebut disalah-olah.
b. Tuntutan Perdata meningkat seiring dengan meningkatnya timbulan sampah berbahaya dan pencemar lainnya. Penanganan sampah mempengaruhi kesehatan masyarakat dan harga properti di sekitar tempat produksi ataupun tempat pengelolaan sampah.
c. Biaya dan Resiko Kompensasi Pekerja berpengaruh langsung terhadap banyaknya volume bahan-bahan berbahaya yang diproduksi. Namun, tetap saja, tidak cukup bijak untuk memusatkan perhatian hanya pada sampah yang berbahaya.

2. Mengurangi Biaya Operasional
Program pencegahan pencemaran yang efektif dapat mengurangi biaya operasi yang seharusnya dikeluarkan. Pengurangan biaya-biaya tersebut bisa dilakukan pada pengolahan, penyimpanan dan pembuangan sampah dari proses produksi hingga produk yang menghasilkan sampah.
a. Biaya Bahan Baku bisa dikurangi dengan menggunakan produk ataupun kemasan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, sehingga sampah yang dihasilkan pun lebih sedikit. Dengan kata lain, efisiensi dari produksi tersebut harus ditingkatkan, agar sampah yang dihasilkan pun berkurang
b. Biaya Pengolahan dan Pembuangan Sampah adalah biaya yang pasti akan berkurang secara signifikan akibat adanya pencegahan pencemaran ini. Hal ini bisa terlihat dari berkurangnya perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengontrol pencemaran, berkurangnya tempat untuk menyimpan sampah sehingga bisa digunakan untuk tempat produksi, serta merkurangnya pajak yang dibayarkan akibat pembuangan sampah.
c. Biaya Produksi bisa berkurang dengan adanya program pencegahan pencemaran ini. Biaya ini berkurang akibat adanya optimasi proses dan energi yang digunakan untuk mengurangi sampah.
d. Biaya Energi berkurang dengan adanya program pencegahan pencemaran. Energi  biasanya digunakan disemua lini produksi. Energi juga digunakan untuk mengoperasikan keseluruhan fasilitas bisa dikurangi dengan melakukan penilaian tentang bagaiman beberapa operasi berinteraksi
e. Biaya pembersihan fasilitas mungkin merupakan akibat dari perlunya memenuhi peraturan pada masa yang akan datang atau untuk menyiapkan fasilitas produksi ataunpun penyimpanan sampah yang dihasilkan. Biaya yang mungkin akan dikeluarkan di masa yang akan datang ini bisa dikurangi dari sekarang dengan mengurangi sampah yang dihasilkan

3. Meningkatkan Citra Perusahaan
Akhir-akhir ini kualitas lingkungan adalah isu yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya program pencegahan pencemaran dalam suatu perusahaan, perusahaan tersebut bisa meningkatkan citra perusahaannya yang terlihat dari program pencegahan pencemaran yang dilakukan secara efektif.
a. Para pekerja akan merasa lebih yakin dengan perusahaannya ketika mereka percaya bahwa perusahaannya menjamin keselamatan kerjanya dan melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat.
b. Sikap masyarakat akan lebih positif terhadap perusahaan yang memiliki program pencegahan pencemaran secara menyeluruh. Masyarakat juga akan lebih sadar akan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola dan membuang sampah. Sehingga mereka akan memilih produk yang ramah lingkungan serta menghindari konsumsi berlebihan daripada terfokus pada masalah pengelolaan dan pembuangan sampah.

4. Kesehatan Masyarakat dan Keuntungan Lingkungan
Mengurangi limbah produksi pada bagian hulu akan memberikan keuntungan karena bisa mengurangi kerusakan ekologi akibat ekstraksi bahan baku dan operasi pemurnian. Keuntungan lainnya adalah mengurangi resiko emisi yang dihasilkan pada saat proses produksi dan pada saat proses daur ulang, pengelolaan dan pembuangan sampah.


C. HIRARKI PENCEGAHAN PENCEMARAN



Prioritas tertinggi untuk mencegah pencemaran adalah pengurangan sumber yang digunakan dan penggunaan kembali sumbernya, atau menggunakan sistem daur ulang dengan loop tertutup. Hal ini secara langsung menghilangkan kebutuhan untuk melakukan pengolahan ataupun pembuangan sampah di tempat lain. Penghapusan polutan pada atau dekat dengan sumber biasanya akan lebih murah daipada mengumpulkan, mengelola dan membuang limbah yang dihasilkan. Resiko yang dihasilkan pun akan lebih sedikit pula.


D. APA YANG TERMASUK PENCEGAHAN PENCEMARAN?
Pencegahan pencemaran adalah pengurangan yang layak secara maksimum atas semua limbah yang dihasilkan pada suatu produksi. Secara umum, ada dua metode yang bisa digunakan untuk mengurangi sumber pencemar, yaitu perubahan produk ataupun perubahan proses. Keduanya akan mengurangi volume dan toksisitas sampah yang dihasilkan.
a. Perubahan produk dalam komposisinya atau dalam penggunaan pada produk akhir bertujuan untuk mengurangi sampah pada saat pembuatan, penggunaan ataupun pembuangan akhir dari produk. Mendesain ulang produk bisa mengurangi dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan
b. Perubahan proses berhubungan dengan bagaimana produk tersebut dibuat. Hal itu meliputi perubahan bahan input, perubahan teknologi dan meningkatkan praktek operasional. Umumnya, perubahan proses akan lebih mudah untuk diimplementasikan dengan cepat daripada perubahan produk.


E. APA YANG TIDAK TERMASUK PENCEGAHAN PENCEMARAN?
Mengendalikan limbah ketika limbah tersebut sudah dihasilkan dari suatu proses produksi bukanlah pencegahan pencemaran.
a. Mendaur Ulang di tempat lain adalah salah satu proses pengelolaan sampah yang baik. Namun hal ini tidak termasuk dalam pencegahan pencemaran karena proses ini mengemisikan pencemar pada saat mengirimkan sampah dan proses daur ulang.
b. Memindahkan sampah yang berbahaya ke media lingkungan lain (udara, air atau tanah) tidak termasuk dalam pencegahan pencemaran. Proses ini seharusnya dihindari karena bisa merusak ekologi lainnya.

c. Pengolahan Limbah sebelum dibuang memang akan mengurangi tingkat toksisitas dan mengurangi tempat yang dibutuhkan untuk limbah tersebut tapi tidak menghilangkan semua zat pencemar yang ada di dalamnya.


F. KERANGKA PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN

Perusahaan diwajibkan untuk memiliki program pencegahan pencemaran untuk limbah yang diklasifikasikan sebagai zat yang berbahaya. Pengurangan sampah yang berbahaya diatur dalam Resource Conservation and Recovery Act (RCRA) pada tahun 1988, Pollution Prevention Act (PPA) pada tahun 1990 dan Comprehensive Environmental Response, Compensation, and Liability Act (CERCLA). 


Beberapa negara telah memberlakukan undang-undang tentang pencegahan pencemaran atau minimisasi limbah. Pada bulan Maret 1992, terdapat 26 negara yang telah mengeluarkan undang-undang tersebut. Undang-undang tersebut menerangkan tentang standar baku atas zat-zat yang telah dijelaskan pada RCRA, CERCLA dan Superfund Amendments and Reauthorization Act (SARA) pada tahun 1986. Standar baku zat lainnya bisa ditambahkan sesuai dengan keadaan negaranya masing-masing. Di beberapa negara, pemerintahnya telah mendirikan kantor untuk program pencegahan pencemaran, dewan pembina, atau komisi untuk memberikan bantuan secara teknis serta untuk memberikan pendidikan, pelatihan dan penelitian.


Source: Facility Pollution Prevention Guide, US EPA, 1992



»»  Read More...
 

Ayu Wulandini Rezkyal Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez