Tampilkan postingan dengan label lovely family. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lovely family. Tampilkan semua postingan

19 Mei 2017

I AM A MOM!!!

Diposting oleh Ayu Wulandini di 19.5.17 0 komentar

Alhamdulillah, setelah sekian lama tidak menyentuh dunia tulisan di blog ini, saya sudah berganti status sebanyak 2 kali. 6 Mei 2016 saya menjadi seorang istri dan 13 Februari 2017 saya menjadi seorang ibu.

Banyaaaak banget hal yang berubah dalam hidup saya dan alhamdulillah saya bersyukur bisa merasakan perubahan-perubahan itu. Ada orang lain yang harus saya pertimbangkan pendapat dan keperluannya. Beradapatasi dengan kebiasannya yang mungkin berbeda dari keseharian saya. Ditambah lagi dengan keseharian bersama si kecil yang sangat seru.



Tapi ga semua keseruannya bisa diceritain di satu postingan ini. Doakan saja, semoga bisa kembali memiliki rutinitas ngeblog seperti dulu lagi. Saya pun merindukan masa-masa bisa menuliskan dan berbagi dalam tulisan. Ada kebahagiaan tersendiri bisa berbagi. Sharing is caring, begitu kata orang-orang sekarang

Sampai jumpa di postingan selanjutnya ya
»»  Read More...

6 Desember 2015

Happy Birthday, Dad

Diposting oleh Ayu Wulandini di 6.12.15 1 komentar


Ga berasa ya pap, hari ini papi berulang tahun lagi
Alhamdulillah, papi sampai saat ini masih sehat-sehat aja

Semoga papi akan terus sehat ya, dan tetap bisa beraktifitas seperti sekarang, hingga cita-citanya papi terwujud.

Semoga nanti, di ulang tahun papi selanjutnya, ayu bisa ngadoin papi calon cucu ya, aamiin.
»»  Read More...

23 Januari 2014

Kegagalan adalah sukses yang tertunda

Diposting oleh Ayu Wulandini di 23.1.14 0 komentar
Pernah dengar dengan istilah ini?
Saya pernah mendengarnya, bahkan baru saja mengalaminya.

Pada semester kemarin, merupakan waktu untuk menyusun proposal penelitian untuk tesis. Di akhir semester itupun, akhirnya diadakan sidang mengenai proposal tersebut. Beberapa dari teman-temanku ada yang sudah mendapatkan jadwal di akhir desember dan ada pula yang di awal januari. Aku termasuk orang yang mendapatkan jadwal di awal Januari.

10 Januari 2014
Merupakan tanggal sidang proposalku. Entah kenapa, rasanya sidang ini berbeda dengan sidang untuk tesis. Persiapan-persiapannya semua terasa datar. Bahkan saat itu pun, tidak terasa deg-deg-an yang begitu berarti. Semua kujalani dengan cukup santai namun terasa hambar.
Hingga akhirnya, di akhir sidang itu, proposal ku dinilai tidak cukup untuk memenuhi standar penelitian S2 dan bisa dilakukan oleh mahasiswa S1. Aku pun akhirnya diminta untuk memperbaiki proposal tesebut dan melakukan sidang ulang pada tanggal 20 Januari.


Butuh waktu beberapa hari untuk aku menyadari apa yang harus aku perbuat. Apa yang harus segera aku kerjakan, karena tanggal 20 Januari itu tinggal beberapa hari lagi, setelah dipotong weekend dan hari libur.
Dalam beberapa hari itupun, aku sama sekali tidak menyentuh proposal ku yang telah berisi banyak coretan dari para penguji.
Saat itu aku marah, kecewa dan sedih. Aku pun bingung karena aku merasa perlu banyak perombakan yang dilakukan. Saat itupun, orang-orang rumah pun sedang berada pada kesibukannya masing-masing. Hal tersebut semakin menambah kesedihanku karena aku merasa tak memiliki tempat untuk bercerita mengenai keluh kesahku.

Hingga akhirnya, hari minggu malam, aku pun bercerita ke ibuku. Beberapa saran pun juga sudah diberikan, aku pun dibekali persiapan mental hingga akhirnya aku siap untuk melakukan revisi dalam waktu yang cukup singkat.

Selama seminggu, aku pun bolak-balik kampus. Melakukan revisi, bertemu dengan dosen pembimbing, melakukan revisi lagi, hingga akhirnya aku dinilai cukup siap untuk maju sidang lagi.

Ternyata, tanggal 20 merupakan hari tanpa sidang karena ada kegiatan lain. Tanggal sidang diundur jadi tanggal 21 Januari. Tambahan satu hari merupakan waktu yang cukup untuk meyakinkan ku dalam persiapan sidang kedua.

21 Januari 2014
Sidang proposal dalam kesempatan kedua. Ditemani hujan dari malam, kami pun berangkat sangat pagi. Aku ditemani oleh ibu dan adikku. Terlihat seperti anak TK yang baru masuk sekolah, tapi biarlah. Pukul 10.00 aku pun masuk ke dalam ruangan sidang. Ibu dan adikku menunggu di luar ruangan.

Sidang hari itu berjalan cukup lancar, beberapa pertanyaan pun berhasil dijawab. Beberapa pertanyaan yang kurang terjawab pun dibantu oleh dosen pembimbing. Alhamdulillah, semuanya tetap lancar. Alhamdulillah lagi, nilai yang diberikan pun cukup memuaskan.


»»  Read More...

6 Januari 2014

The Next?

Diposting oleh Ayu Wulandini di 6.1.14 0 komentar

Ini souvenir dari nikahan icha kemarin.
Lihat kertas yang dipegang Aya deh

Aku ga tau tulisan apa yang ada di kertas itu,
sampai pengambilan gambar selesai dilakukan.

Anggap sebagai doa aja deh ya
:)
»»  Read More...

29 Desember 2013

Pernah di Bully

Diposting oleh Ayu Wulandini di 29.12.13 0 komentar
Pernah denger orang bicara tentang pem-bully-an?
Pernah ngerasa gimana di-bully?
Tau sakitnya di-bully itu?
AKU PERNAH.

Kalian tau kenapa bully begitu sangat tidak dianjurkan dan sangat tidak keren untuk dilakukan?
Karena itu sangat menyiksa korbannya. Parahnya, bully lebih sering menyakiti mental daripada fisik sang korban itu sendiri.

Pernah dengar berita tentang anak STM yang menyiramkan air keras ke dalam sebuah metromini?
Apakah kalian termasuk orang yang ikut mencibir atau menyalahkan sang anak karena perbuatannya?
Sayangnya, itu merupakan salah satu bentuk bullying juga.

Hampir sama dengan apa yang pernah aku rasakan.
Melakukan sebuah kesalahan, kemudian dicibir dan disalahkan oleh lingkungan sekitar.




DON'T YOU KNOW HOW IT FEELS?
CAN'T YOU JUST SHUT YOUR MOUTH UP AND LET ME FIX MY MISTAKE?
I NEVER ASKING YOUR HELP TO FIX THIS, WHY DON'T YOU JUST SHUT UP?

Rasanya pengeeen banget teriak-teriakin ini ke mereka.
Aku tau kalo aku telah berbuat kesalahan, trus apa hubungannya dengan kalian?
Aku benci dengan tatapan-tatapan yang penuh tuduhan itu
Aku benci dengan langkah kalian yang semakin menjauh
Aku pun semakin tau kalau selama ini pertemanan kita sepalsu itu

Bahkan tindakan kalian pun sempat membuat diri ini ga betah berlama-lama dikelas
Membuat diri ini tak nyaman lagi berada di kampus
Tak nyaman lagi untuk berada di tempat yang dulu bernama "basecamp"
Tak nyaman lagi untuk berpapasan dengan kalian
Parahnya, aku pernah terfikir untuk mengakhiri hidup ini

Jika bukan karena keluargaku,
jika bukan karena beasiswa ini,
aku pasti sudah memutuskan untuk menghentikan kuliah ku
atau bahkan, nyawaku sendiri

Tapi,
aku tetap berterima kasih kepada kalian
aku jadi tahu, siapa sesungguhnya kawan dan lawan
aku jadi tahu, bagaimana seharusnya aku bersikap dengan kalian
aku pun jadi tahu, bagaimana aku harus kembali bangkit ketika sedang terpuruk

Seperti potongan lirik lagu di atas




Terima kasih ya kalian
Semoga tidak ada korban bully kalian selanjutnya
Semoga kalian jadi orang yang lebih baik lagi ya
Semoga kalian tidak menjadi korban bully selanjutnya,
karena belum tentu kalian sanggup untuk jadi korban bully





»»  Read More...

Every ending is just another beginning

Diposting oleh Ayu Wulandini di 29.12.13 0 komentar
Judul tulisan ini merupakan tulisan yang sering aku temui di sampul buku tulis
Judul ini sepertinya cocok untuk menggambarkan saat ini, akhir 2013 yang akan masuk ke 2014

Postingan selanjutnya akan berisi tentang hal-hal yang mungkin pernah kalian baca dipostingan sebelumnya dan hal-hal yang awalnya belum terungkapkan dan aku putuskan untuk menuliskannya disini.

Semoga kejadian di 2013 bisa membuat aku jadi orang yang lebih baik di 2014 nanti

»»  Read More...

29 November 2013

Syukur++

Diposting oleh Ayu Wulandini di 29.11.13 4 komentar

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kalimat tersebut mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Kalimat tersebut berkali-kali diulang pada surat Ar-Rahman, surat yang menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah SWT.

Begitu juga dengan ini:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim:7)

Kedua kalimat tersebut sebenarnya sudah cukup menjadi pemicu kita untuk terus bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan. Sayangnya, tidak semua yang kita dapatkan adalah sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Lantas, bagaimana kita mensyukuri sesuatu yang sebenarnya tidak kita inginkan?



Saya adalah seorang mahasiswi UI yang merupakan penerima beasiswa program fasttrack dari DIKTI. Awalnya, saya merupakan ‘pemburu’ beasiswa, karena saya merasa biaya kuliah S1 saya cukup tinggi. Sayangnya, sampai saya mendekati semester 6, tak ada satu beasiswa pun yang berhasil saya dapati.

Hingga akhirnya pada akhir semester 6, ada penawaran beasiswa program fasttrack, yang berarti, jika saya diterima, saya akan melanjutkan kuliah saya pada jenjang S2 pada saat saya masih berada di semester 7 nanti. Sebagai pemburu beasiswa, saya pun memasukkan berkas saya ke beasiswa tersebut. Walaupun sebenarnya, saat itu saya masih ragu akan langsung melanjutkan kuliah atau bekerja dahulu. Namun, saya percaya penuh, diterima atau tidaknya nanti, itu sudah menjadi keputusan terbaik dari Allah.

Semester 7 datang, dan belum ada pengumuman apapun mengenai beasiswa tersebut. Saya pun menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa S1 biasa. Hingga akhirnya, beberapa minggu sebelum UTS, pengumuman tersebut datang. Ternyata saya diterima beasiswa tersebut. Mulut ini langsung segera mengucap hamdallah, menunjukkan rasa syukur atas pengumuman tersebut. Setelah saat itu, saya pun resmi menjadi mahasiswi program fasttrack.



Ternyata, menjadi mahasiswa S2 itu cukup sulit. Itu adalah kesimpulan awal yang saya rasakan setelah benar-benar menjalani perkuliahan S2. Dengan teman yang lebih sedikit, tugas yang semakin menumpuk, tuntutan pemikiran yang harus lebih cerdas, saya hampir merasa tidak sanggup menjalani perkuliahan tersebut. Rasanya baru beberapa hari yang lalu saya menyelesaikan skripsi dan diwisuda, saat ini saya sudah diminta untuk mulai mengerjakan tesis.

Saya benar-benar merasakan makna fasttrack tersebut. Semuanya terasa lebih singkat. Saya pun harus berfikir dan bekerja dengan lebih cepat pula. Saya bahkan sempat mempertanyakan mengapa saya diterima. Padahal dibandingkan dengan penerima beasiswa lain, IPK saya sangat pas-pasan. Kemudian saya pun ber-istighfar. Saya khawatir pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat saya menjadi orang yang kufur nikmat. Na’udzubillah

Saya pun berusaha move ON untuk menjadi orang yang bersyukur. Saya mengingat-ingat semua nikmat yang telah saya dapatkan. Bersyukur karena saya beruntung bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Bersyukur karena saya bisa meringankan beban orang tua saya dengan tidak membayar biaya kuliah di semester 7&8 serta selama pasca sarjana ini.

Sayangnya, iblis pun tau cara menggoda saya. Saya diingatkan pula dengan beban perkuliahan yang berat. Saya diingatkan dengan kebahagiaan-kebahagian rekan-rekan saya yang sudah bekerja dan mendapatkan gaji yang cukup tinggi. Dalam diri ini serasa ada perang batin antara dua kubu.



Ya Allah, kuatkan hamba..


Saya pun mencari cara agar saya bisa teguh dijalan ini dan menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Saya teringat dengan kalimat: “Lakukan hal yang kamu cintai atau cintai hal yang kamu lakukan”
Saya merasa saat ini saya belum mencintai hal yang saya lakukan saat ini. Saya belum mencintai aktifitas saya masih mahasiswa dengan segudang tugas dan bermacam target. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mulai belajar mencintai.

Belajar mencintai ternyata tidak mudah. Namun saya pun terus ‘memaksa’ diri saya untuk terus belajar mencintai apa yang saya lakukan. Memulai dengan membiasakan membaca-baca jurnal secara rutin, berdiskusi dengan teman ataupun dosen untuk mendukung tesis saya. Mulai membiasakan mengurangi lagi waktu tidur saya. Mulai membiasakan tidak jajan sembarangan agar badan saya tetap fit. Hingga akhirnya, saya pun benar-benar terbiasa dengan kegiatan-kegiatan tersebut.

Saya akhirnya menjalani kehidupan mahasiswi saya dengan benar-benar bersyukur. Mencintai apa yang saya lakukan dan akhirnya melakukan apa yang saya cintai.

Ternyata, rasa syukur itu tidak cukup hanya dengan berucap syukur. Kita harus belajar mencintai hal tersebut untuk benar-benar mensyukuri apa yang kita dapatkan. Hingga akhirnya kita menjadi orang yang memiliki syukur++

Semoga bermanfaat J


Tulisan ini pernah dikirimkan ke Tulisan Pembaca website Jamil Azzaini namun belum lolos Tim Redaksi
»»  Read More...

24 Oktober 2013

Mungkin Rindu

Diposting oleh Ayu Wulandini di 24.10.13 0 komentar
aku bukan termasuk orang yang puitis ataupun romantis
bahkan aku lebih cenderung apatis

tapi rasanya ada yang berbeda beberapa minggu belakangan ini
selalu ada rasa hampa di hati dari hari ke hari
semenjak hari itu
hari ketika orang tuaku berangkat ke tanah suci

awalnya aku pun tidak menghiraukan rasa tersebut
menjalani kehidupan sebagaimana seharusnya
menjalankan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan

ketika orang-orang menanyakan apakah aku rindu mereka
aku bisa mengeluarkan kata 'tidak' dengan penuh keyakinan
karena kami hampir setiap hari berkomunikasi
baik via telepon, chatting ataupun video call

aku memang bukanlah orang yang suka menyatakan semuanya dengan eksplisit
bahkan tentang masalah rindu
jika kalian tanya itu lagi, aku mungkin akan tetap menjawab bahwa aku tidak rindu



Namun,

setiap kali pulang kampus, aku selalu menyengajakan melewati kantor papi, menengok sebentar, teringat waktu aku menjemput beliau disana sepulang kuliah

setiap kali pergi ke mall, aku selalu parkir di tempat yang sama ketika aku dan mami pergi ke mall

terkadang, pada malam hari, aku pun ikut menonton acara-acara televisi yang biasa ditonton papi sebelum tidur.

setiap melakukan kegiatan rumah tangga, akupun melakukannya seolah-olah sedang membantu mami di rumah

setiap malam, aku selalu tidur di kamar orang tuaku, bahkan alas kasurnya pun belum ku ganti agar masih bisa merasakan kehadiran mereka bersama tidurku

mungkin aku memang rindu


»»  Read More...

5 Oktober 2013

Tujuan Awal Belajar Menyetir

Diposting oleh Ayu Wulandini di 5.10.13 2 komentar
Menyetir sudah diperkenalkan oleh papi ketika aku masih kecil dulu.
Setiap papi pulang kantor, aku selalu berebut dengan adikku untuk lebih dahulu mencapai pintu mobil papi
Kemudian salah satu dari kami akan dipangku dan ikut serta memarkirkan mobil ke dalam rumah

Ketika usiaku semakin bertambah, akupun akhirnya belajar mengemudikan mobil yang sebenarnya.
Tujuan awal aku belajar menyetir itu adalah agar aku bisa mengantar orang tuaku berangkat haji, sesuai dengan permintaan papi.

Alhamdulillah, setelah sekian lama mengemudikan mobil, akhirnya, waktu untuk melaksanakan tujuan itupun tiba. Hal yang sudah lama aku persiapkan dari sebelumnya, aku mengantar orang tuaku naik haji sabtu kemarin (28/9).

Sayangnya, aku melupakan sesuatu dalam persiapan tersebut.
Aku tidak menyiapkan diri ini, untuk mengantarkan adik-adikku ke rumah setelah ditinggalkan orang tuaku.
Perjalanan pulang itupun terasa cukup senyap
Aku pun harus berjuang untuk terus konsentrasi dalam mengemudikan mobil


»»  Read More...

4 Oktober 2013

Fokus Pada Kelebihan

Diposting oleh Ayu Wulandini di 4.10.13 0 komentar
Alhamdulillah, setelah sekian lama bersama sebagai kakak-adik,
mendapat pengajaran yang sama dari orang tua kami,
kami pun lebih mengerti satu sama lain.


Bukan hal yang mudah bagi kami, ditinggal oleh orang tua untuk pergi ibadah haji.
Jangan tanya bagaimana perasaan kami, sedih merupakan hal yang pasti.

Seperti kata orang-orang barat sana, 'life must go on'
Kami pun sepenuhnya menyadari bahwa kami harus terus melangkah
Harus terus melaksanakan kewajiban kami seperti biasanya.

Dengan rasa kesepian yang sama-sama kami alami,
kami pun terus saling medukung satu sama lain
Tidak berfokus pada kesedihan dan kesepian kami,
namun terus berfokus pada apa yang bisa kami lakukan untuk membantu satu sama lain.


»»  Read More...

Papi Mami

Diposting oleh Ayu Wulandini di 4.10.13 0 komentar
Huaaa, what a wonderful day!!!
Setelah beberapa hari cuma komunikasi via sms aja,,akhirnya semalem bisa skype-an

Bahagianya kemaren itu dimulai dari munculnya mami dan papi secara tiba-tiba di grup whatsapp
Padahal aku lagi di kelas, trus langsung mendadak bahagia banget begitu tau papi ama mami bisa dpt koneksi internet. Kemaren-kemaren itu, entah kenapa, hp papi ama mami agak susah untuk terkoneksi dengan internet. Entah karena dimatiin data roamingnya, atau emang gamau dinyalain pake internetnya.

Ternyata papi dan mami memanfaatkan wifi hotel, jadi bisa internetan. Saat itu pun, disana baru selesai sholat dzuhur dan mau makan siang. Kami pun janjian akan kembali online setelah papi mami sholat ashar disana, sekitar jam 8an waktu rumah.

Setelah pulang kuliah dan sampai rumah, kami pun kembali online, trus kami skype-an deh..




















Huaa, seneng banget bisa ngeliat papi ama mami !!!
Seneng banget ngeliat papi mami sehat-sehat aja, bahkan gemukan.
Kata mami, disana sering di kasih makan, suka ada snack di antara jam makan utama.
Yang penting, papi ama mami sehat-sehat aja disana, masalah berat badannya diselesaikan di tanah air aja,hehe
yang penting kuat buat ngejalanin hajinya nanti

LOVE YOU, MISS YOU !!!!
»»  Read More...

3 Oktober 2013

Beda Rasa pada Rutinitas Sama

Diposting oleh Ayu Wulandini di 3.10.13 0 komentar
Sebelumnya,
aku sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga di sela-sela jadwal kuliahku
sehingga aku pun tidak mengkhawatirkan kesibukan yang akan bertambah ketika akan ditinggal pergi.

Sekarang pun, 
aku masih melakukan pekerjaan tersebut di sela-sela jadwal kuliahku.

Tapi rasanya tetap berbeda, ada rasa yang hilang.
Kebersamaan yang selama ini ada.
Diskusi-diskusi kecil ketika sedang bersama
atau hanya sekedar berbaring bersama sambil menyaksikan acara televisi

Rindu itu terus muncul
Walaupun
fikiran ini terus dialihkan
diri ini terus disibukkan.

Rindu itu tetap ada
dan terus ada
Hingga pertemuan itu akhirnya tiba


»»  Read More...

1 Oktober 2013

Sejauh Empat Jam

Diposting oleh Ayu Wulandini di 1.10.13 0 komentar
Kita tidak terpisah jauh,
hanya berada di tempat berbeda dengan jeda empat jam

Rindu ini pun terus mengalir,
walau harus menempuh waktu berjam-jam,
demi tiba di daerah dengan jeda empat jam

Hanya doa yang bisa terus kupanjatkan,
Semoga kita segera bertemu,
semoga empat jam diantara kita bisa segera menghilang

»»  Read More...

29 September 2013

Person In Charge

Diposting oleh Ayu Wulandini di 29.9.13 0 komentar
Hal yang dibutuhkan saat ini dan seterusnya:


  • Kaki yang lebih kuat untuk berdiri dan lebih ringan untuk melangkah
  • Tangan yang lebih ringan untuk menolong
  • Pundak yang lebih kuat untuk dijadikan tempat bersandar
  • Hati yang lebih luas dan lebih hangat
  • Kepala yang lebih dingin
  • Senyum yang tiada henti


Have to be a better sister

»»  Read More...

28 September 2013

Kami Menanti di Tanah Air

Diposting oleh Ayu Wulandini di 28.9.13 0 komentar


Selamat Menunaikan Ibadah Haji
»»  Read More...

22 September 2013

Perasaan Ibu

Diposting oleh Ayu Wulandini di 22.9.13 0 komentar
Apa perasaan yang paling kuat di dunia ini?
Sudah pasti perasaan seorang ibu kepada anak-anaknya

Ketika kita sedang suntuk dan jenuh,
suara ibu bisa sangat melegakan

Ketika kita sedang jauh dan banyak masalah,
namun tidak ingin memberitahu ibu karena khawatir akan mengganggu.
Tunggulah beberapa saat,
kau akan mendapatkan SMS atau panggilan telepon dari ibumu,
walaupun hanya menanyakan,
"Bagaimana keadaanmu hari ini?"

Dan ketika seorang ibu berkata,
"He's not good enough for you, find another better man"
Percayalah,
soon or later,
you'll find some fact that he is not good enough for you

let bygones be bygones

you're ready for move on

Yes, I am
»»  Read More...

19 Mei 2013

Lelaki Kedua di Hidupku

Diposting oleh Ayu Wulandini di 19.5.13 11 komentar
Untuk kamu yang nanti akan menjadi lelaki kedua di hidupku
Percayalah aku tidak semudah itu untuk menerimamu

Aku sudah lama terbiasa bersama dengan lelaki pertama di hidupku, Ayahku
Sudah begitu banyak masa yang kami lewati bersama
Begitu banyak kebiasaan-kebiasaan yang kami lakukan bersama
Begitu kuatnya aku tak ingin berpisah dengan beliau

Jika nanti waktunya tiba,
aku ingin kau menemui beliau dulu sebelum menemuiku
aku ingin kau merasakan kesahajaan diri beliau
aku ingin kau mengetahui seperti apa biasanya aku dipimpin
karena kelak, kau yang akan menggantikan posisi beliau sebagai imamku

Aku pun tetap harus diyakinkan
bahwa aku akan tetap membahagiakan beliau,
meski baktiku nanti sudah berpindah darinya

Aku harus diyakinkan,
bahwa aku akan tetap memuliakannya
walau beliau tak lagi berada di prioritas pertamaku

Aku pun ingin diyakini
bahwa dengan mu nanti,
aku akan bisa lebih membahagiakan beliau


»»  Read More...

12 Mei 2013

The Great World Circus: On Stage and Back Stage

Diposting oleh Ayu Wulandini di 12.5.13 0 komentar


On Stage:














Back Stage:






Find more in here


INFO:
This performance is extended until May 29th, 2013



»»  Read More...
 

Ayu Wulandini Rezkyal Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez