Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton, terutama untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia teknik sipil dan lingkungan.
Film ini dimulai dengan view dari beberapa dunia yang mulai terkena dampak global warming. Seperti beruang yang mulai ga punya daratan es, akibat es di kutub sudah mencair, sepasang kura-kura yang tidak lagi bisa tinggal di tempat asalnya, akibat laut yang tercemar minyak, kangguru yang tidak lagi memiliki tempat tinggal karena pembakaran hutan. Mereka semua itu mencari tempat yang indah untuk tinggal.
Sementara di tempat lain, krisis air pun telah dirasakan. Air tak lagi mengalir ke daerah mereka. Bahkan terjadi pertiakaian akibat perebutan air bersih. Ternyata pada daerah hulu, air-air tersebut di buat bendungan, sehingga air-air tersebut tidak mengalir ke daerah hilir. Pada bendungan tersebut didirikan pula hotel dan tempat pertemuan, dan di tempat itulah berlangsung konferensi tentang global warming.
Tempat konferensi masalah lingkungan, tapi lokasinya merusak ekosistem di hilir aliran
Seekor meerkat akhirnya pergi melakukan perjalanan mencari air, dan bertemu dengan binatang-binatang lain tersebut. Perjalanan mereka pun tak semudah yang dibayangkan, karena tempat tersebut sangatlah canggih untuk dihancurkan oleh para binatang. Namun karena binatang tersebut mau bekerja sama, maka merekapun berhasil menghancurkan bendungan tersebut, sehingga air mengalir ke tempat mereka, dan mereka hidup dengan damai kembali
Di akhir cerita, mereka pun mendatangi kota New York, dengan 'menumpang' pada mulut ikan paus. Mereka mendatangi konferensi tentang lingkungan. Kedatangan mereka seperti melakukan aksi kalo mereka masih ada dan harus diperhatikan oleh orang-orang yg mengaku pemerhati liburan tersebut itu