Pernah dengar dengan istilah ini?
Saya pernah mendengarnya, bahkan baru saja mengalaminya.
Pada semester kemarin, merupakan waktu untuk menyusun proposal penelitian untuk tesis. Di akhir semester itupun, akhirnya diadakan sidang mengenai proposal tersebut. Beberapa dari teman-temanku ada yang sudah mendapatkan jadwal di akhir desember dan ada pula yang di awal januari. Aku termasuk orang yang mendapatkan jadwal di awal Januari.
10 Januari 2014
Merupakan tanggal sidang proposalku. Entah kenapa, rasanya sidang ini berbeda dengan sidang untuk tesis. Persiapan-persiapannya semua terasa datar. Bahkan saat itu pun, tidak terasa deg-deg-an yang begitu berarti. Semua kujalani dengan cukup santai namun terasa hambar.
Hingga akhirnya, di akhir sidang itu, proposal ku dinilai tidak cukup untuk memenuhi standar penelitian S2 dan bisa dilakukan oleh mahasiswa S1. Aku pun akhirnya diminta untuk memperbaiki proposal tesebut dan melakukan sidang ulang pada tanggal 20 Januari.
Butuh waktu beberapa hari untuk aku menyadari apa yang harus aku perbuat. Apa yang harus segera aku kerjakan, karena tanggal 20 Januari itu tinggal beberapa hari lagi, setelah dipotong weekend dan hari libur.
Dalam beberapa hari itupun, aku sama sekali tidak menyentuh proposal ku yang telah berisi banyak coretan dari para penguji.
Saat itu aku marah, kecewa dan sedih. Aku pun bingung karena aku merasa perlu banyak perombakan yang dilakukan. Saat itupun, orang-orang rumah pun sedang berada pada kesibukannya masing-masing. Hal tersebut semakin menambah kesedihanku karena aku merasa tak memiliki tempat untuk bercerita mengenai keluh kesahku.
Hingga akhirnya, hari minggu malam, aku pun bercerita ke ibuku. Beberapa saran pun juga sudah diberikan, aku pun dibekali persiapan mental hingga akhirnya aku siap untuk melakukan revisi dalam waktu yang cukup singkat.
Selama seminggu, aku pun bolak-balik kampus. Melakukan revisi, bertemu dengan dosen pembimbing, melakukan revisi lagi, hingga akhirnya aku dinilai cukup siap untuk maju sidang lagi.
Ternyata, tanggal 20 merupakan hari tanpa sidang karena ada kegiatan lain. Tanggal sidang diundur jadi tanggal 21 Januari. Tambahan satu hari merupakan waktu yang cukup untuk meyakinkan ku dalam persiapan sidang kedua.
21 Januari 2014
Sidang proposal dalam kesempatan kedua. Ditemani hujan dari malam, kami pun berangkat sangat pagi. Aku ditemani oleh ibu dan adikku. Terlihat seperti anak TK yang baru masuk sekolah, tapi biarlah. Pukul 10.00 aku pun masuk ke dalam ruangan sidang. Ibu dan adikku menunggu di luar ruangan.
Sidang hari itu berjalan cukup lancar, beberapa pertanyaan pun berhasil dijawab. Beberapa pertanyaan yang kurang terjawab pun dibantu oleh dosen pembimbing. Alhamdulillah, semuanya tetap lancar. Alhamdulillah lagi, nilai yang diberikan pun cukup memuaskan.
A Motherless Motherhood
-
Gonna miss this toothless smile
I learned from college that parenthood is one major moment in one’s life
that will change the person’s entire worldview. P...
3 bulan yang lalu