Awalnya gue simpati banget loh ama ini orang. Emang sebelumnya gue udah pernah kenal sih sama orang ini, waktu SMA dulu sih, makanya gue masih simpati. Gue bahkan dulu seneng banget dia bisa gabung bareng ama organisasi yg gue ikutin. Maklum lah, dulu susah banget gue nyari orang yg berasal dr SMA yg sama. Bahkan sampe akhirnya gue ngeliat dia di kampanye pemilihan ketua baru, gue kagum loh sama orang ini. Dari pengalaman dia, sampe cara berfikir dia yang terlihat wow banget. Yang lain sepertinya melihat hal yang sama, dia pun akhirnya terpilih menjadi seorang ketua. Tapi ternyata, itu ga se-wow yang gue kira.
Itu semua terlihat ketika organisasi itu ada masalah. Menurut gue sih ga terlalu besar, tapi kalo menurut dia sih itu menyangkut ideologi nya dia. Saking besarnya masalah ini (menurut dia), dia pun berniat untuk mengundurkan diri.
Seorang ketua mengundurkan diri? Hal pertama yang pernah dialami oleh organisasi ini, selama 2,5 tahun berdiri. Para pengurus yang lain pun ikutan geger. Apa yang akan terjadi dengan organisasi ini jika kepalanya hilang? bahkan sudah ada beberapa pengurus lainnya yang berniat akan ikutan keluar ketika kepala dari anggota badan ini hilang.
Tapi masih ada beberapa pengurus yang ingin mempertahankan ini semua. Mencari jalan agar sang ketua tidak keluar. Mencari jalan agar masalah ini tetap keluar. Mencari jalan agar semuanya baik-baik saja. Kami hampir berhasil, sang ketua pun berniat untuk mempertimbangkan lagi keputusannya. Kami nyaris lega.
Hingga akhirnya, di salah satu acara kegiatan kami yang bisa di nilai gagal karena kekurangan orang, menjadikan orang itu kecewa lagi dan dia pun mengirimkan jarkom tentang rencana pengunduran dirinya pada rapat pleno mendatang. Jujur banget, gue ga suka dengan cara ini. Gue ngerasa dia tuh menggunakan 'pengunduran diri' itu sebagai gertakan kepada para pengurus, dan itu ga seharusnya di lakukan. Gue ga suka penyelesaian masalah dengan masalah.
Ditambah lagi, beberapa hari setelah pemberitahuan pengunduran diri dia itu, ada lagi jarkom tentang 'membuka kesempatan mengundurkan diri' untuk para pengurus yang lain. Ini apa-apaan lagi? Kalo lo mau keluar, silahkan keluar sendiri, ga usah ajak-ajak yang lain. Biarlah tubuh ini kehilangan kepala, tapi jangan biarkan organ yang lain ikutan hilang. Kenapa ga di bubarkan aja sekalian semuanya?
Mana visi-misi yang dulu di kampanyekan?
Mana rencana-rencana yang dulu disampaikan?
Mana harapan-harapan yang dulu membuat kami memilih kamu?
Tapi terserahlah...
Sekarang gue juga udah antipati kok..
Lo mau ngapain juga terserah deh..
Yang jelas, lo udah kehilangan kepercayaan dari gue, sebagai seorang ketua..
No offense ya, ini sekedar opini kok
Gue dapet kata-kata baru loh dari lo : memaafkan bukan berarti melupakan
Gue juga jadi kepikiran invers nya : melupakan juga bukan berarti memaafkan
Gue dapet kata-kata baru loh dari lo : memaafkan bukan berarti melupakan
Gue juga jadi kepikiran invers nya : melupakan juga bukan berarti memaafkan