Lila terdian. Ia
menatap layar facebook nya lekat-lekat. Bibirnya mengerucut. Tampak jelas ia
super duper galau. Terpampang sebuah foto di layar laptopnya. Sebuah foto yang
diambil kira-kira setahun yang lalu. Ada 3 remaja sedang tertawa bahagia di
depan lambang sebuah Institut ternama di kota Bogor. Ketiga remaja itu ialah
Aslan,Andi,dan Anwar. Pada saat itu mereka semua masih menjalani masa-masa
akhir di SMA. Mereka sedang study tour
ke universitas ternama negeri ini.
Lila membaca
kembali komentar-komentar yang ada di foto tersebut.
“Kapan ya bisa gini lagi,hahaha eh,gimana kabar lo
Aslan?” cetus Andi,memulai pembicaraan.
“Baik,lagi libur nih…lo?” sahut Aslan.
Tiba-tiba Lila
merasa ada yang aneh diperutnya saat Gracy tiba-tiba mengomentari.
“Wow,ini foto zaman edan,hahah” tulis
Gracy
“Baik Lan,cuma masih rada ga baik hubungannya sama’
jaket kuning’,” Andi membalas Aslan.
“Wow,ada Aslan dan Gracy…hehehe”
Anwar mengomentari
“@Andi:’ jaket kunig’ maksudnya?
@Anwar: eh ada Anwar..” Gracy membalas
“Asik,cieeee…prikitiewww…”
Andi menggoda
“ Apaan Ndi?”
Gracy sok polos
“Hmm..kapan balikan?”Anwar
bertanya frontal
“Apa sih?ga ngerti gue..zzzz”
Gracy pura-pura tidak tahu.
“Yaelah,bilang kalian masih saling sayang kan..?”
Anwar frontal.
“Prikitiewww..Aslan kok ga komen ya?ahahaha”
Andi menggoda.
“ Ah lo Ndi,lu juga masih sayang kan sama jaket
kuning?” Anwar kembali beraksi.
Tak ada komentar
lagi.
Lila menghela
nafas. Oke,mengobrak-ngabrik facebook seseorang kan bukan dosa. Tidak apa-apa
juga kan? Lila mengerti sekali apa yang dimaksud dalam obrolan mereka.
***
Aslan tertegun
menatap layar laptopnya.
“Ni anak maunya
apa sih?” Aslan menggerutu pelan. Ia kesal saat melihat ada notification facebook yang
memberitahukan bahwa Gracy mengomentari sebuah foto yang sama dengan yang ia
komentari. Aslan terdiam. Ia bimbang antara ingin membalas sapaan dari
Andi,teman lamanya atau tidak. Ia enggan sekali berhubungan dengan Gracy,bahkan
di dunia maya sekalipun. Jarinya baru mulai mengetik balasan lagi untuk Andi
saat Anwar mulai menggodanya.
“Wow,ada Aslan dan Gracy…hehehe”
Anwar mengomentari
Aslan buru-buru
menjauhkan tangannya dari keyboard. Ia menatap layar dan melihat apa yang
terjadi selanjutnya. Aslan gusar.
***
Lila me-refresh facebook nya. Menatap sendu. Ia
berharap ada jawaban dari siapapun,jangan menggantung seperti itu saja.
Tangannya gatal ingin berkomentar di foto itu. Tapi tidak bisa. Ia galau.
Benar-benar kacau.
Lila menatap
sendu layar komputernya sambil mengingat-ngingat. Andi ialah mantannya yang
paling lama,yang paling ia sayang dan juga paling ia benci. Andi tega
berselingkuh dengan mantannya ketika mereka pacaran. Ketika kepergok,Lila tidak
bisa memaafkannya. Lulus SMA,mereka tak pernah lagi berhubungan. Bahkan Lila
menghapus Andi dari daftar teman facebook nya.
Andi,yang
bersumpah bahwa ia tulus menyayangi Lila tidak akan pernah bisa melupakan Lila.
Andi berkali-kali meminta maaf,bahkan sambil berlutut memohon agar Lila
kembali. Namun apa daya,Lila benar-benar tidak bisa memaafkan Andi yang yang
kepergok tengah berpelukan dengan wanita lain saat Lila mendatangi rumahnya.
Setahun berlalu. Kini Lila dan Aslan telah berkuliah di Universitas
ternama,yang menjadikan jaket kuning sebagai lambang kebesarannya. Sementara
Andi dan Gracy berkuliah di Institut ternama di Bogor. Anwar yang berbeda. Ia
melanjutkan studi di institusi
ternama di bandung.
Lila masih ingat
betul ucapan Gracy.
“La,lu jagain
Aslan ya..biar gue yang jagain Andi buat lo kalo lo dan Aslan beneran keterima
di universitas itu..”
Lila mengangguk.
Ia tahu betul betapa Gracy menyayangi Aslan. Hampir tiap detik ia
membicarakannya. Aslan begini,Aslan begitu,bahkan kebiasaan Aslan yang paling
detail pun Gracy tahu. Lila cuma bisa tersenyum kalau Gracy mulai menceritakan
tentang Aslan.
***
Aslan mematikan
laptopnya. Sekarang semuanya jelas,pikirnya. Ia tak habis piker mengapa Gracy
selalu saja mengganggunya. Padahal Aslan telah mencobba berbagai cara agar
Gracy tak lagi menyukainya. Mulai dari tidak membalas sms,menghapus foto Gracy
dan dirinya di facebook,hingga berpura-pura telah berpacaran dengan gadis lain.
Setelah setahun berlalu,ternyata ia masih saja seperti dulu,pikir Aslan. Gracy ialah
pacar pertama Aslan sekaligus orang yang benar-benar mengubah hidupnya. Mereka
bersahabat dari kelas satu SMA,namun Aslan baru berani menyatakan perasaannya
saat kelas 3 SMA. Gracy yang lebih nyaman dengan status sahabat kurang bisa
menerima kenyataan itu. Apalagi mereka berbeda agama. Toh,mereka jadian juga
walaupun hanya seumur jagung. Empat bulan setelah jadian,Gracy memutuskan
hubungan karena ia lebih tertarik dengan pemuda lain. Aslan sedih bukan
kepalang. Dan Aslan tambah sedih saat beberapa minggu kemudian Gracy memintanya
kembali menjadi pacar,Gracy batu menyadari kesalahnnya. Namun apa dikata,Aslan
terlanjur sakit hati.
Lila,ia mengerti
benar bahwa Lila ialah teman dekat Gracy saat SMA. Walaupun tak terlalu
dekat,namun tetap saja. Aslan mengagumi Lila saat ia telah mengenalnya lebih
jauh. Lila yang ceria dan ramah,membuat siapa saja nyaman didekatnya. Lila dan
Gracy yang mirip karakternya. Namun entah mengapa,Aslan merasa jauh lebih
nyaman saat bersama Lila.
Baru beberapa
bulan ini ia mengerti mengapa Andi hampir dibuat gila saat Lila
meninggalkannya. Andi yang broken home dan kesepian telah menemukan
kebahagiaannya saat menemukan Lila. Hubungan yang kandas karena kekhilafannya
sendiri. Aslan terdiam. Oh Lila,pikirnya.
Butuh waktu lama
untuk Aslan untuk melupakan sakit hatinya dan kembali percaya akan cinta.
Terutama saat Lila hadir di hidupnya. Ia dibuat gila dan tak peduli akan
perasaan Andi,teman seperjuangannya di SMA. Tak mudah memang untuk mendekati
Lila. Apalagi dengan dihalang Gracy dan Andi. Aslan tahu ia salah. Namun,apa
boleh buat.
Sesungguhnya,ia
benar-benar jatuh cinta pada Lila.
***
Lila bingung.
Ingin sekali ia berteriak pada Aslan. Mempertanyakan apa sebenarnya perasaan
Aslan padanya. Akhir-akhir ini sifat Aslan yang berbeda. Sering mengirim
sms,menanyakan kabar,hingga mengajak pulang bareng. Awalnya Lila menolak hal
ini,karena ia masih mengingat janjinya untuk Gracy. Beberapa waktu,Lila tak
pernah menggubris ajakan Aslan. Ia tak ingin menyakiti Gracy. Ia tahu persis
Gracy amat menyayangi Aslan. Terlebih saat suatu malam Gracy meneleponnya
sambil menangis. Ia mendapat kabar bahwa Aslan sudah punya kekasih baru. Lila
mencoba menenangkan Gracy dan memberinya beberapa nasehat. Hal yang aneh saat
keesokan harinya Aslan tak menggubris saat Lila mempertanyakan kebenaran.
Terlebih lagi saat Aslan bilang ia masih jomblo. Lila bingung. Namun ia tak
begitu menggubris.
Hingga beberapa
bulan yang lalu,Lila merasakan keganjilan. Aslan benar-benar berbeda. Ia tak
segan menunjukkan perhatian yang lebih. Walaupun mereka jarang sekali bertemu
karena berbeda jurusan,namun Lila bisa merasakan keanehannya.
Dan saat ia
membaca komentar tadi,saat ada api cemburu menyala ketika melihat Gracy yang
kentara masih menyayangi Aslan. Lila menyadari bahwa ia harus memilih.
Ada pesan masuk
di handphone nya. Lila kaget. SMS dari Aslan!
“Hai Lila,lagi
di rumah ga? Boleh ga gue mampir :) “
Lila punya
firasat aneh.
“Hai juga! Sok
aja atuh,ahahaha”
Aslan dan Lila
memang sering curhat pasca putusnya mereka berdua dengan pasangan mereka
masing-masing. Dikarenakan jurusan yang berbeda,mereka jarang bertemu. Lila
hanya menganggap Aslan teman sampai akhirnya ia merasakan hal-hal yang teramat
ganjil selama sebulan belakangan ini. Termasuk saat ini,ini akan menjadi kali
pertama Aslan datang ke rumahnya.
***
Lila terdiam.
Firasat anehnya terbukti benar. Ia menghela nafas panjang. Aslan menunggu di
depannya.
“Gue tahu gue salah Lil,tapi gue
yakin lo juga punya rasa yang sama” Lila membuang muka. Tak tahan menatap mata
Aslan yang penuh harap.
Pelan-pelan Lila
mengangkat kepalanya dan menggeleng. Aslan terkesiap.
“Lila..please.
Ini ga ada hubungannya dengan masa lalu.”
Lila menatap
jauh ke dalam mata Aslan,merasakan ketulusannya. Ia tak bisa…
“Gue ga tega
Lan..dia temen gue…” Lila mulai menangis.
Aslan mengambil
tissue terdekat untuk Lila. Lila menolak.
“Gue ga bisa
bohongin diri gue kalo gue sayang lo,Lil. Apalagi pas tadi gue baca komen…”
Aslan belum menyelesaikan kalimatnya saat tiba-tiba Lila berdiri.
“Iya,gue jug
abaca komentar lo. Ya,gue tahu lo temen Andi juga. Ya,gue tahu gue temen
curhatnya Gracy. Ya,gue tahu lo udah benci banget ma Gracy. Ya, gue tahu lo
beberapa bulan belakangan terkahir ini deketin gue. Gue yakin lo juga nyadar
Andi masih sayang banget sama gue. Ya,gue yakin lo juga tahu gue pura-pura ga
nyadar lo deketin gue. GUE TAHU LAN! Dan yang paling gue sesalin dan ga bisa gue
hindarin..gue sayang banget sama lo,,,”
Aslan kaget.
Terharu campur sedih. Betapa mulia hati Lila,betapa ia rela tersiksa demi
dirinya.
“Dan yang harus
lo tahu..gue gamau nyakitin
Gracy. Sorry banget”
Lila berbalik
dan menutup pintu rumahnya. Meninggalkan Aslan dengan hati yang terluka.
Luka,terlalu dalam untuk dilukiskan. Betapa cinta merupakan racun dalam
persahabatan. Dan Lila membiarkan persahabatan mengalahkan cintanya.
*******
Bogor,14
Januari 2011 jam 21:54 WIB
Penulis Tamu: Wisa Sudari